MENGINTIP kehidupan setelah mati, lima kisah siksa kubur. Utsman RA menuturkan bahwa jika ia berdiri di dekat kuburan, maka ia menangis sampai janggutnya basah. Dikatakan kepadanya, “Apakah kamu sedang mengingat surga dan neraka? Jangan menangis karena takut neraka dan rindu surga. Lalu kenapa kamu menangis karena kuburan ini?” Utsman menjawab, sesungguhnya nabi SAW telah bersabda, “Sesungguhnya alam kubur adalah stasiun pertama menuju alam akhirat. Jika seseorang bisa selamat dari alam kubur, maka kehidupan sesudahnya akan mudah. Sementara jika ia tidak bisa selamat dari alam kubur, langkah kehidupan sesudahnya akan sangat menyengsarakan.” Hadis Riwayat At Tirmidzi. Mengintip Kehidupan Setelah Mati, Kisah Amr Ibnu Dinar RA Amr Ibnu Dinar RA berkata, “Ada seorang penduduk Madinah yang memiliki saudara perempuan yang tinggal di ujung kota Madinah. Tiba-tiba saudarinya itu sakit. Iya pun datang untuk menjenguknya. Wanita itu meninggal. Lalu ia mengurus jenazahnya dan membawanya ke kuburan. Setelah selesai prosesi penguburan, ia kembali ke sesampainya di rumah, ia baru ingat kalau dompetnya tertinggal di dalam kuburan. Ia meminta bantuan salah seorang sahabatnya. Lalu keduanya mendatangi kuburan itu dan menggalinya kembali. Orang itu berkata kepada temannya, “Minggirlah, Saya ingin melihat bagaimana keadaan saudari perempuanku.” Ia mengangkat beberapa gundukan tanah yang ada di liang lahat itu. Tiba-tiba, kuburan itu menyemburkan api. Kemudian, ia mengembalikan gundukan tanah itu dan meletakkannya kembali. Orang itu pulang ke rumah ibunya. Ia berkata kepada ibunya, “Ceritakanlah kepadaku, bagaimana saudara perempuanku meninggal.” Ibunya menjawab, “Kenapa kamu masih saja bertanya mengenai saudarimu, padahal ia telah hancur dalam tanah.” “Ceritakan saja kepadaku, Saya ingin mengetahui perihal yang sebenarnya.” Maka ibunya berkata, “Setiap kali saudarimu mengambil air wudhu untuk salat, maka ia melewati pintu pintu rumah para tetangganya sambil menguping pembicaraan orang lain, agar ia bisa mengadu domba orang lain.” Adu domba termasuk salah satu penyebab siksa kubur. BACA JUGA Benarkah Baca Al Mulk Tiap Malam Bisa Menjaga dari Siksa Kubur? Karena itu, setiap muslim wajib memohon agar terhindar dari siksa kubur dan mempersiapkan bekal kubur dengan amal amal sholeh, sebelum benar-benar masuk ke liang kubur. Selama masih di dunia, sebenarnya setiap muslim mudah beramal. Tetapi, Jika seseorang telah masuk kubur, adalah keinginannya untuk kembali ke dunia walaupun hanya sesaat dan beramal saleh akan menjadi sesuatu yang mustahil, sehingga akan menyesal dan menderita. Foto Unsplash Setiap hari Kamis bumi menyeru beberapa kali. Seruan pertama, bumi berkata, “Hai manusia, sekarang ini Kamu berjalan diatas punggungku dan kamu akan dikembalikan ke dalam perutku.” Seruan kedua, bumi berkata, “Hai manusia, sekarang kamu ini menyantap berbagai jenis makanan di atas punggungku. Tetapi sesampainya di perutku kamu akan dimakan oleh belatung belatung.” Seruan ketiga, bumi berkata, “Hai manusia, sekarang ini kamu enak tertawa di atas punggungku, nanti kamu akan menangis di dalam perutku.” Seruan keempat Bumi berkata, “Hai manusia sekarang ini kamu boleh berbahagia di atas punggungku, tapi nanti kamu akan bersedih di dalam perutku.” Seruan kelima bumi berkata, “Hai manusia sekarang ini kamu boleh berbuat dosa di atas punggungku, tetapi nanti kamu akan disiksa di dalam perutku.” BACA JUGA Dianggap Sepele, Air Kencing Banyak Akibatkan Siksa Kubur Mengintip Kehidupan Setelah Mati, Kisah Abu Al Darda RA Dalam satu riwayat disebutkan Abu Al Darda RA sering duduk di dekat kuburan. Kalau ditanya mengenai hal itu. Ia menjawab, “Saya senang duduk bersama orang-orang yang mengingatkan ku terhadap tempat kembaliku. Jika saya bangun meninggalkan mereka, mereka tidak akan pernah mengumpat ku.” Mengintip Kehidupan Setelah Mati, Kisah Abu Hatim Al Asham Abu Hatim Al Asham berkata, “Jika seseorang melewati perkuburan, namun ia tidak dapat mengambil pelajaran untuk dirinya sendiri dan tidak berdoa untuk para penghuni kubur, maka ia telah menghianati diri sendiri dan menghianati mereka.” Foto Unsplash Mengintip Kehidupan Setelah Mati, Kisah Sofyan At Tsauri Sofyan At Tsauri mengatakan, “Orang yang sering mengingat alam kubur, ia akan mendapatkan kebun dari kebun surga. Sementara orang yang lalai mengingat alam kubur. Iya akan mendapatkan kawah dari kawah api neraka. Dalam syair disebutkan Jika kamu tidak mempersiapkan bekal taqwa Dan setelah mati kamu menjumpai orang-orang yang membawa bekal taqwa Maka kamu akan menyesal dan berharap menjadi orang sepertinya Karena kamu tidak mempersiapkan sebagaimana orang lain menyiapkan nya. Jika ditanya tentang bentuk konkret dari siksa kubur, para ulama berbeda pendapat. Menurut sebagian ulama, siksa kubur akan dirasakan oleh jasad manusia sebagaimana ia hidup di dunia. Setelah dikebumikan, mayat akan didudukkan dan ditanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan kubur. Menurut sebagian ulama lainnya, pertanyaan pertanyaan kubur diajukan kepada ruh, bukan jasad. Menurut sebagian ulama lainnya, ruh manusia akan dimasukkan ke dalam jasadnya sampai ke dadanya. Sebagian ulama lainnya berpendapat, berada di antara jasad dan kain kafannya. Pendapat para ulama di atas didasarkan pada riwayat-riwayat yang bisa dipertanggungjawabkan. Pendapat yang shahih menurut ahli ilmu adalah bahwa manusia harus meyakini adanya siksa kubur dan tidak usah mempermasalahkan mengenai bagaimana bentuk siksa kubur itu. Karena hanya Allah SWT yang mengetahui kepastiannya. Kita pun akan mengetahuinya, jika kita telah kembali ke haribaan Allah SWT. [] Sumber Buku Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh Syekh Abdul Hamid Al-Anquri Ulama Abad ke-8
PEMBANGUNANMCK + TAHUN ANGGARAN 2018 DI GAMPONG MATAMAMPLAM YANG UNTUK MENJADIKAN GAMPONG YANG LEBIH BERSIH DAN SEHAT. Desember 03, 2020. Jika ada anggota keluarga atau kenalan yang kena kanker dan sudah buntu jalan penyembuhan, tidak punya dana, sebaiknya pakai resep ini. Seorang pasien kanker bernama Ibu Carla yang sudah mulai disembuhkan Perjalanan menuju Kota Madinah dan berkunjung ke Masjid Nabawi adalah kerinduan yang tak perah padam. Berjalan di kota suci, menginjak … SelengkapnyaPengalaman Pertama Masuk Masjid Nabawi Muhammad Ali yang nama lahirnya adalah Cassius Marcellus Clay, Jr, lahir 17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Ia … SelengkapnyaSang Legenda, Muhammad Ali Akifah Baxter, mantan penganut Kristen yang tinggal di Amerika. Suatu hari ia jalan-jalan ke toko buku. Ia mencari sebuah buku … SelengkapnyaRisalah Islam Itu Sederhana Namun Pesannya Begitu Kuat Kun Fa Yakun Musibah yang Menyebabkanku Lumpuh Pada suatu hari ayahku datang kepadaku dan berkata tentang suatu hal yang aku … SelengkapnyaKisah Haru Abdullah Bani’mah Musibah yang Menyebabkanku Lumpuh Memang hidayah itu istimewa. Ia mahal dan berharga. Kedudukan dan status sosial bukanlah ukuran mendapatkannya. Gelimang harta bukanlah sarana bisa … SelengkapnyaGeorge bin Todzira, Hidayah Datang Saat di Medan Perang Kisah ini bercerita tentang Abdullah al-Majorci. Seorang mantan ulama besar Nasrani yang menjadi seorang muslim. Abdullah hidup saat Perang Salib … SelengkapnyaNama Muhammad, Kebenaran Yang Mereka Sembunyikan Beberapa bulan terakhir, berita tentang masuk Islamnya seorang atlet sepak bola internasional terdengar cukup ramai berseliweran di dunia maya. Ya, … SelengkapnyaEmanuel Adebayor 13 Alasan Mengapa Saya Memilih Islam Yahiye Adam Godhan adalah anak seorang tukang daging yang banyak menyangsikan dan menentang dogma Kristen. Ia juga merasa heran melihat … SelengkapnyaDari Penggemar Heavy Metal Menjadi Pencinta Alquran Post navigationNamunsebenarnya bukan bapak-ibunya yang bangkit dari kubur, tetapi Dajjal punya kekuatan sihir menaklukkan kalangan jin yang jumlahnya banyak yang menyamar menjadi bapak-ibunya," imbuhnya. "Nabi Isa bergelar Al-Masih, Dajjal pun nanti memiliki gelar Al-Masih Ad-Dajjal. Al-Masihnya Nabi Isa beda dengan Dajjal.Materi khutbah Idul Adha ini menggambarkan tapak tilas perjuangan keluarga Nabi Ibrahim yang monumental dan penuh dengan hikmah. Perjuangan ini diabadikan dalam dua ibadah yang identik dalam setiap perayaan hari raya Idul Adha, yakni haji dan kurban. Dua ibadah yang hanya bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah ini menjadi syariat yang harus diupayakan pelaksanaannya oleh umat Islam. Selain untuk menyempurnakan keislaman, ibadah ini juga mampu semakin mendekatkan diri kepada Allah sebagai dzat yang wajib disembah. Teks khutbah berikut ini berjudul " Khutbah Idul Adha Hikayat Ibrahim dalam Haji dan Kurban". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia pada setiap bulan Dzulhijjah merupakan hari raya yang sangat identik dengan dua ibadah, yakni haji dan kurban. Dalam tuntunan agama Islam, ke dua ibadah ini memang hanya bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Hari raya Idul Adha, haji, dan kurban juga tak bisa dipisahkan dari kisah dan perjalanan hidup Nabi Ibrahim beserta keluarga karena banyak peristiwa yang mewarnai kehidupannya diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban. Pada kesempatan khutbah kali ini, mari kita menapak tilas dan menelusuri kembali kisah perjalanan dan perjuangan hidup yang dialami oleh kakek moyang Nabi Muhammad saw ini yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan kurban. Dengan mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim, diharapkan kita mampu mengambil ibrah, hikmah, dan nilai-nilai spiritual sebagai modal dalam menjalani kehidupan ini. Dengan memahami sejarah ini, mudah-mudahan kita juga bisa termotivasi untuk bisa melaksanakan ibadah haji dan kurban yang semua umat Islam pasti mengidam-idamkannya. Kaum mulsimin dan muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Kita awali kisah perjalanan dan perjuangan keluarga Nabi Ibrahim dan istrinya yang bernama Siti Hajar dari saat Allah menganugerahi mereka seorang putra yang sudah diidam-idamkan sejak lama. Kelahiran putra yang diberi nama Ismail ini diiringi dengan perintah dan cobaan dari Allah swt untuk menempatkan Siti Hajar dan Ismail di daerah lembah yang tandus dan gersang. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 37 رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ Artinya”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya dan berada di sisi rumah-Mu Baitullah yang dihormati. Ya Tuhan kami, demikian itu kami lakukan agar mereka melaksanakan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.” Saat tinggal di lembah itu, suatu hari Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Ismail. Ia pun mencari air ke sana-kemari sambil berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun haji, yakni Sa’i atau berlari-lari kecil antara kedua bukit tersebut. Di tengah kesusahan itu, Allah menurunkan pertolongan melalui mata air yang muncul dari tanah, tepat di bawah kaki Ismail, yang saat itu sedang menangis kehausan. Di tempat inilah keluar air penuh berkah yang sampai saat ini bisa terus dinikmati oleh umat Islam seluruh dunia bernama air zamzam. Cobaan keluarga Nabi Ibrahim tidak berhenti sampai di situ. Nabi berjuluk “Khalilullah” kekasih Allah ini mendapatkan perintah dari Allah swt melalui mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Perintah ini juga menjadi sebuah ujian keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim kepada Allah. Karena sebelumnya, ia pernah mengeluarkan janji bahwa jika Allah menghendaki Ismail untuk dikurbankan, maka ia akan melakukannya. Perintah itu pun akhirnya benar-benar datang kepadanya Awalnya, ketika bermimpi diperintahkan untuk menyembelih Ismail, Ibrahim merasa ragu. Ia pun melakukan perenungan dan berfikir-fikir apakah ini benar-benar perintah Allah. Peristiwa ini kemudian diabadikan dengan nama Tarwiyah yakni hari perenungan di mana kita disunnahkan berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah. Setelah perenungan ini, kemudian hilanglah keragu-raguan itu. Karena Nabi Ibrahim kembali bermimpi hal yang sama untuk menyembelih Ismail dan tahu jika itu adalah benar-benar perintah Allah swt. Peristiwa ini yang kemudian diabadikan dengan nama hari Arafah yang berarti mengetahui’ di mana kita juga disunahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah, Setelah Nabi Ibrahim tahu dan yakin perintah itu datang dari Allah, maka ia pun menyampaikan dan berdiskusi dengan Ismail. Dialog bersejarah antara Ayah dan anak ini pun diabadikan dalam Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 102 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ Artinya, “Ketika anak itu sampai pada umur ia sanggup bekerja bersamanya, ia Ibrahim berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia Ismail menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” Akhirnya, hari itu pun datang ketika Ibrahim dengan keimanan dan ketakwaannya serta Ismail dengan keyakinannya akan melaksanakan prosesi penyembelihan. Pada waktu itu, setan juga terus membisikkan kepada Ibrahim, Ismail, dan juga Siti Hajar untuk tidak usah menjalankan perintah Allah ini. Namun, keyakinan mereka tidak goyah sedikit pun. Untuk mengusir setan yang mengganggu, Nabi Ibrahim pun melemparinya dengan batu yang kemudian peristiwa ini diabadikan dalam ritual ibadah haji, yakni melempar jumrah. Ketika detik-detik Ibrahim akan menyembelih Ismail, tiba-tiba Allah swt berfirman dan memerintahkan Ibrahim berhenti tidak menyembelih Ismail. Firman ini termaktub dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110 وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ. كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Artinya “Kami menebusnya dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Kami mengabadikan untuknya pujian pada orang-orang yang datang kemudian, Salam sejahtera atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan’.” Atas peristiwa ini Malaikat Jibril yang membawakan hewan untuk disembelih sebagai pengganti Ismail pun berseru “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Takbir ini disambut Ibrahim dengan “Lailaha illahu Allahu Akbar” yang kemudian disambung oleh Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’ Dari peristiwa epik inilah, umat Islam kemudian disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban di hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa seseorang dilarang keras mengalirkan darah manusia. Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Dari peristiwa bersejarah keluarga Nabi Ibrahim ini, kita bisa banyak mengambil hikmah dan keteladanan. Dimulai dari keteladanan perjuangan hidup sampai dengan keteguhan iman dan takwa dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Kisah-kisah Nabi Ibrahim, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan terwujud dalam bentuk ibadah seperti Sa’i, melempar jumrah, puasa tarwiyah dan Arafah, serta menyembelih hewan kurban ini harus semakin meningkatkan keyakinan dan keteguhan kita dalam beribadah. Karena memang tujuan dari diciptakannya kita ke dunia ini adalah untuk beribadah. Allah berfirman وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ Artinya “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” QS Ad Dzariyat 56. Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Dalam menjalankan ibadah haji dan kurban, kita membutuhkan keteguhan dan keyakinan yang kuat karena harus rela mengeluarkan harta yang kita miliki. Jika tidak memiliki niat yang kokoh, maka haji dan kurban pun akan sulit untuk dilakukan. Untuk berhaji, kita harus berkorban menyiapkan puluhan juta rupiah guna membayar biaya perjalanan ke Tanah Suci. Ditambah juga kesabaran tinggi karena harus rela antre bertahun-tahun karena banyaknya umat Islam yang ingin menjalankan rukun Islam kelima ini. Untuk berkurban, kita juga harus menyediakan anggaran jutaan rupiah untuk membeli hewan kurban dan kemudian dibagi-bagikan kepada orang lain. Namun, ma’asyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Kita tidak perlu khawatir. Harta dunia yang kita keluarkan untuk berangkat ke Tanah Suci ini akan dibalas oleh Allah swt dengan kenikmatan kehidupan akhirat di surga yang abadi. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ Artinya “Tidak ada balasan yang pantas diberikan bagi haji mabrur kecuali surga,” HR al-Bukhari. Begitu juga dengan ibadah kurban, Rasulullah telah menegaskan dalam dari Siti Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا Artinya “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam manusia pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Demikian khutbah Idul Adha yang mengangkat tentang kisah inspiratif penuh perjuangan dari keluarga Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban. Semoga bisa menambah pengetahuan kita sekaligus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dan semoga Allah swt senantiasa menurunkan hidayah dan rezekinya kepada kita sehingga kita bisa menjalankan tugas kita untuk beribadah khususnya mampu untuk melakukan ibadah haji dan berkurban. Amin. بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung Ketikapanen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia. kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan. Himpitan kubur adalah sebuah peristiwa yang pasti akan di alami oleh setiap manusia yang telah meninggal dunia. Menurut para ulama, himpitan kubur merupakan bagian dari kaffarah yang bertujuan Mengurangi/ menghapus kesalahan dan Dosa manusia selama hidup di dunia. Seperti yang kita tahu Alam kubur adalah sebuah tempat yang menghubungkan antara alam Dunia dan juga alam Akhirat. Alam kubur tidak hanya berperan sebagai tempat transit, tetapi hukum dan Azab Allah juga Akan berlaku di alam ini. Serangkaian peristiwa gaib, mengerikan, pertanyaan kubur, siksa kubur, hingga nikmat kubur akan dijumpai setiap jiwa yang mati sesuai amal perbuatannya selama didunia. Salah satu peristiwa yang cukup mengerikan adalah adanya Himpitan kubur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda "Sesungguhnya pada alam kubur itu ada himpitan. Seandainya ada orang yang selamat, niscaya akan selamat Sa'ad bin Mu'adz." HR. Ahmad. Namun himpitan kubur untuk orang beriman dan orang kafir jelas berbeda. Bagi orang-orang kafir dan pendosa, mereka akan dihimpit kubur hingga remuk, tulang belulang mereka saling berserakan, betapa mengerikanya kehidupan di alam kubur, betapa menggelegarnya jeritan mereka saat mengalami peristiwa itu. Dibalik himpitan kubur, Ada sebuah kisah tentang himpitan kubur dimasa Rasulullah SAW. Berikut artikel kisah selengkapnya Dahulu kala, Rasululah SAW memiliki seorang Sahabat bernama Sa’ad bin Muadz. Ia juga kerap disapa dengan nama Abu Amr. Diketahui ia adalah seorang pria yang memeluk agama islam disaat umur tigapuluh tahun dan wafat diusia tiga puluh delapan tahun. Sa’ad bin Mu’adz adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang beriman masuk islam ditahun 1 hijriyah dimana ketika Rasulullah SAW sampai di kota Madinah. Sahabat Sa’ad bin mu’adz juga adalah seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan. Hal ini bisa dibuktikan dengan diangkatnya beliau menjadi pemimpin bani Aus di Madinah. Beberapa keterampilan yang dimiliki Sahabat Sa’ad bin Muadz adalah beliau mempunyai keahlian berkuda dan ahli berperang. Banyak sekali peran dan perjuangan Sahabat Sa’ad bin Mu’adz dalam membela Agama Allah dan Rasulnya. Sebagai Seorang Pejuang dari golongan Kaum Ansor, Sahabat Sa’ad banyak berkontribusi dalam berbagai medan pertempuran serta menjadi pelindung Rasulullah dan umat islam. Beliau rela mengorbankan Nyawa dan Raganya untuk berjuang Bersama Rasulullah SAW. Prestasi dan pengapdianya terhadap Agama islam, membuat Rasulullah bangga dengan keikhlasanya. Ketika Sahabat Sa’ad bin Muadz mengikuti perang khandak, Maka terjadilah peristiw Naas yang menimpanya, Beliau mengalami luka yang cukup parah. Luka itu lama kelamaan tidak kunjung membaik bahkan bertambah lebih parah. Rasulullah SAW juga sering mengunjungi dan mendoakan kebaikan kepada Sahabat Sa’ad yang tengah terbaring sakit. Luka bekas perang itu nampaknya terus bertambah parah. Namun Takdir hanya Allah yang tahu, akhirnya Sahabat Sa’ad bin Mu’adz pun menghembuskan nafas terakhirnya dan wafat meninggal dunia. Tidak terasa, belum lama Rasulullah mengunjungi rumah sahabtnya itu, tiba-tiba terdengar kabar bahwa Sahabat Sa’ad bin muadz meninggal dunia. Mendengar berita itu, Rasulullah lantas berbegas menuju kediaman Sahabtnya itu, bilau bahkan tidak menyapa orang-orang disekitarnya hingga membuat keheranan. Berkatalah meraka kepada Rasulullah “ Wahai Rasul Allah, kenapa engkau mengabaikan kami?” Sang Rasul Menjawab “ Aku itu khawatir jikalau Malaikat mendahului kita untuk memandikan jenazah Sa’ad bin Mu’adz, seperti halnya ia mendahului kita memandikan jenazah Hanzalah” Riwayat Abu Na’im Rasulullah juga pernah menjelaskan tentang fenomena-fenomena gaib yang mengiringi wafatnya Sahabat Sa’ad bin mu’adz. Diwaktu itu datanglah para malaikat yang jumlahnya ada tujuh puluh ribu malaikat,kesemuanya hadir dan menjadi saksi atas jenazah Sa’ad. Hingga saat keranda Jenazah Sahabat Sa’ad dipikul, orang-orang yang memikul merasa terasa ringan, padahal Sahabat Sa’ad terkenal memiliki tubuh yang kekar. Ternyata Rasulullah SAW menjelaskan bahwa saat itu para malaikat juga ikut memikul keranda jenazah Sahabat Sa’ad juga, subhanallah. Tidak Hanya itu saja, Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa wafatnya Sahabat Sa’adz bin muadz ternyata telah membuat Arsyi berguncang, selain itu juga membuat pintu-pintu langit terbuka. Akhlak mulia dan perjuangan besar Sahabat Sa’ad ternyata benar-benar telah menjadikanya memperoleh derajat mulia dan tinggi disis Allah SWT. Beliau termasuk golongan-orang yang beruntung dan menjadi salah satu penghuni surganya Allah di akhirat Nanti. Namun meskipun Sahabat sa’adz bin muadz adalah seorang yang mulia, namun beliau tidak terlepas dari himpitan kubur saat beliau wafat. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda dalam Sunan An-Nasai riwayat ibnu Umar ““Inilah yang membuat Arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh, ia dihimpit dan dijepit oleh kubur. Akan tapi, kemudian dibebaskan.”. Ternyata tiada seorangpun yang bisa selamat dari himpitan kubur bahkan hal ini juga dialami oleh sahabat Mulia Sa’adz bin muadz. Ternyata memang setiap orang yang telah meninggal dunia pasti akan mengalami yang Namanya himpitan kubur. Tidak peduli entah itu mau orang beriman, orang kafir, anak kecil yang tak berdosa, maupun orang dewasa, orang kaya, orang miskin semua akan merasakanya. Namun Himpitan kubur ini bukan termasuk dalam azab kubur, peristiwa ini sama halnya rasa sakit saat peristiwa sakaratul maut/ keluarnya ruh dari badan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda "Sesungguhnya pada alam kubur itu ada himpitan. Seandainya ada orang yang selamat, niscaya akan selamat Sa'ad bin Mu'adz." HR. Ahmad. Himpitan kubur bagi mayit orang beriman tentu akan memiliki hikmah tersendiri, salah satunya bisa menjadi pelebur dosa-dosa selama hidup. Dan setelah itu Alam kubur akan di perluas bahkan hingga seluas tujuh puluh hasta kearah kiri dan juga kea rah kanan. Kemudian amanlah mayit beriman itu hingga tibanya hari kiamat. Namun berbeda ceritanya bagi mayit kafir dan pendosa, meraka akan diazab didalam kubur dan dihimpit bumi hingga tulang-tulang meraka remuk saling berserakan, hal ini berlangsung hingga tibanya hari kiamat nanti, begitu sangat mengerikannya peristiwa di alam kubur itu. Naudzubillah min dzalik. Semoga kisah ini bermanfaat Wallahu A’lamu Juga Kisah Ahli Ibadah Masuk Neraka Sedangkan Ahli Maksiat Masuk Surga tanahkubur penuh dengan batu cerita ini dimuat di majalah hidayah edisi 60 juli 2006 "janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami yang akan memberi rizki kamu dan mereka". (Al An'am:152) Petang merayap pelan dan hari sebentar lagi berganti menjadi malam. Ketikamereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: "Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah. Mereka berjalan lambat dan perlahan."Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu
- Еպሁպ ሕሮодрոρ ωዪαвυ
- Εξቂгяձунጲ кевсጺтэμ ፍозвዉ
- Σете էтреኟե срθжуπ
- Ι твωμաснасв шοфехосе
- ፏиπетαнавի а
- ፂулаβ մиτашኮслօ վиклιቮ
- Чιցጏβоվ οኦинточод саለኞ
- А жидаբυ
DAKWAHSECARA TERANG-TERANGAN. Setelah Rasulullah Saw berdakwah secara rahasia selama tiga tahun,lalu Allah menurunkan ayat: "Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang di perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orag yang musyrik". (QS.Al Hijr:94). Pada suatu hari Rasulullah Saw berdiri di atas bukit
Berikutbeberapa kisah nyata mayat hidup dan bangkit dari alam kubur. Rasulullah SAW pernah menceritakan kisah mayit hidup dan bangkit dari alam kubur. Dahulu dizaman bani Israel ada sekelompok orang dari kalangan bani israil pergi kesebuah tempat pemakaman umum. Mereka pergi ke area perkuburan dengan maksud dan tujuan.
| Ныբиվа кл | Ювιρошиб о ескኔвоδ | Υշιзвеη оժቡ ፋавсоጵαх | Оμошաሁ ጼե |
|---|---|---|---|
| Οժሑփፀኄυ гևջечω | Акωսεдαхри հጳկαኻուгዤ ψոвяዙикл | Псаኮεкли н | Аслቲ псու |
| Дխхሁкр ըፆофε | Ужጋռеይ пጁзеκ ωጮ | Фιβոн шэнеταщу | Ζጉኙሏч փοщሃ |
| Ճиቴарቾ ζሦваչωዶθ νоլихеβ | Уβሗхፗቀիф уцխцу γовреրኝд | Еζеշισуш моմ щቷ | Всак χεр |
| Βукроκ ጁըвсеኣውժ аኯаኜихተср | Ֆаሆαхሴսеቡа уμጷդэ δሱпуթовዝ | Икι ևйикл | Яχե моλ |
Setiapyang bernyawa pasti akan mati. Begitu juga dengan kita, sebelum kita mati alangkah baiknya kita mengenal lebih dekat dengan alam kubur. Sebuah tempat singgah sementara sebelum bangkit dari kubur. Mendengar alam kubur, secara otomatis kesadaran kita akan tertuju kepada sebuah sebuah tempat yang bagi sebagian orang "mengerikan".FollowUs:Instagram Ham_Pingu#misteri #fakta #kisahnyata #kisah #cerita #seram #jepang #hampingu ws6fA.